Detasemen Antiteror Ubah Strategi: Fokus pada Pencegahan dengan Sosialisasi di Radio Sonora Fm

oleh -1977 Dilihat
oleh

Liputanabn.com | Detasemen Khusus Anti Teror Mabes Polri kini mengubah pola pendekatan dalam menghadapi ancaman terorisme. Dimana sebelumnya lebih fokus pada proses penangkapan, kini mereka lebih menekankan pada pencegahan

Pencegahan sendiri dilakukan dengan mengadakan sosialisasi menolak paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Dengan bekerja sama dengan Subbid penmas Bid Humas Olda Sumsel Sosialisasi ini dilaksanakan di studio Radio Sonora Fm Palembang pada senin (12/08/24).

Brigpol Laga Bring, SH dan Briptu Muhammad Alfarezi, SH, dengan dipimpin Iptu M. Marsal dari Detasemen Khusus Anti Teror Mabes Polri, menjadi narasumber dalam talk show tersebut dengan tema “Menolak Paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme di Kalangan Masyarakat”.

Dalam talk show tersebut, Brigpol Laga mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Radio Sonora Fm atas kesempatan yang diberikan. “Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada pimpinan Radio yang telah memberikan kami waktu untuk talk show hari ini. Kami dari Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri yang bergerak khusus di bidang terorisme, jika sebelumnya kami lebih mengedepankan penangkapan, sekarang kami lebih mengedepankan pencegahan atau memangkas dari akarnya permasalahan teroris ini,” ujar Brigpol Laga.

Briptu Reji menjelaskan secara rinci makna paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme. “Intoleransi itu terpapar dari segi pemikiran, misalnya saat bertetangga dengan berbeda agama, yang bersangkutan enggan bersilaturahmi. Radikalisme adalah terpapar dari sikap dan perilaku sehingga menutup diri, sedangkan terorisme adalah aksi yang merupakan buah dari intoleransi dan radikalisme,” jelasnya.

Reji menambahkan bahwa pencegahan bisa dimulai dari lingkungan keluarga. “Orang tua harus perhatian terhadap anaknya, sehingga mengetahui apa saja hal-hal yang dilakukan anak tersebut sehingga bisa dikontrol,” katanya.

Saat diwawancarai seusai talk show, Briptu Reji menjelaskan bahwa tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah agar masyarakat bisa dicegah dari terpapar paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme, serta menumbuhkan rasa kepedulian untuk mencegah paham-paham tersebut muncul dan menyebar di kalangan masyarakat.

“Kami sampaikan bahwa masyarakat wajib turut serta mencegah paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Kami juga mengajak semua stakeholder setempat dan seluruh organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU untuk bergandengan tangan mencegah paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme ini sehingga Sumsel, khususnya Kota Palembang aman dan damai tanpa kejadian-kejadian teror,” ujar Briptu Reji.

Briptu Reji juga mengajak masyarakat untuk terus menggaungkan empat pilar kebangsaan untuk menguatkan diri agar tidak terpapar paham-paham intoleransi dan radikalisme.

“Yang pertama Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhinneka Tunggal Ika, dan yang terakhir NKRI. Kita pegang teguh agar wilayah kita ini aman,” tegasnya.

Ia berharap masyarakat dapat meningkatkan rasa toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. “Bisa saling menjaga satu sama lain dan meningkatkan rasa toleransi sesama masyarakat, baik seagama maupun tidak seagama, karena di mata negara dan di mata Tuhan, kita sama,” harapnya.

Dengan adanya kerjasama dengan bid humas diharapkan sosialisasi ini masyarakat semakin sadar akan pentingnya mencegah paham-paham berbahaya dan bersama-sama menjaga keamanan serta ketenteraman wilayah

Editor : Mastari bolok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.