Khotib H.Darul Jalal Menyampaikan Khutbahnya Saat Kegiatan Sholat Jumat dimasjid Raudhatul Ulum Makodam II/Sriwijaya Jalan Jendral Sudirman Palembang

oleh -1097 Dilihat
oleh

Liputanabn.com | Palembang,-Memanfaatkan Sisa Usia dengan Khidmat Terbaik, Semoga memberikan manfaat serta mensyukuri nikmat
terindah dan teramat mahal adalah diberikan umur panjang dengan sehat walafiat, serta terus memegang iman dan Islam.Dan, aneka kurnia tersebut kita terima hari ini, berada di masjid ini dengan tidak mengalami keluhan kesehatan berarti ucap Khotib H.Darul Jalal saat menyampaikan Khutbahnya dimasjid Raudhatul Ulum Makodam II/Sriwijaya jalan Jendral Sudirman Palembang Jumat 22 Desember 2023

Kegiatan Sholat Jumat yang dihadiri Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil, Kasdam II/Sriwijaya Brigjen TNI Ruslan Effendy Irdam II /Sriwijaya Brigjen TNI Heru Setio Paripurnawan
Beserta Para PJU dan Jamaah serta masyarakat disekitar Makodam II/Sriwijaya

Khotib mengajak jamaah senantiasa mengintrospeksi diri betapa banyak dan beragam nikmat Allah SWT yang harus kita syukuri dengan meningkatkan taqwallah. Yakni menjalankan segala yang diperintah, serta menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian kita termasuk hamba yang bersyukur dan selalu dalam rahmat Allah SWT ungkap Personil Penmas Bidhumas Polda Sumsel

Hadirin yang Berbahagia
Umumnya orang berdoa kepada Allah SWT agar diberi umur panjang. Sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada orang yang menginginkan berumur pendek. Mereka tentu memiliki alasan masing-masing. Namun umumnya alasan mereka adalah karena ingin memiliki amal baik yang cukup semasa hidupnya sebagai bekal hidup abadi di akhirat. Hal ini memang memiliki dasar yang kuat sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah sebagai berikut ujarnya

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

Artinya: Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia? Beliau menjawab: Orang yang umurnya panjang dan amalannya baik.(HR Tirmidzi)

Hadits itu telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi umur panjang. Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda orang terbaik adalah apabila berumur panjang dan hidupnya penuh dengan amal-amal kebaikan. Mereka yang umurnya panjang tetapi amal-amal kebaikannya amat sedikit, tidak termasuk orang-orang terbaik, bahkan digolongkan sebagai yang merugi tegasnya

Namun demikian adalah kenyataan bahwa tidak setiap orang berumur panjang meski mereka berdoa demikian. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana dengan mereka yang berumur pendek? Apakah mereka dengan sendirinya tidak termasuk orang-orang terbaik?

Hadirin Rahimakumullah
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita dapat merujuk penjelasan dari Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr , sebagai berikut ungkapnya

وَخَيْرُ الْعُمُرِ: بَرَكَتُهُ، وَالتَّوْفيْقُ فِيْهِ لِلْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَالْخَيْرَاتِ الْخَاصَّةِ وَالْعَامَّةِ

Artinya: Sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah Subhanahu Wa Ta’la, yang diberi-Nya taufik untuk mengerjakan amalan saleh dan kebajikan-kebajikan lain baik yang khusus maupun yang umum.

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah, yang diberi-Nya bimbingan untuk melakukan berbagai kesalihan dan kebajikan. Jadi, kebaikan seseorang sebetulnya tidak semata-mata bergantung pada umurnya yang panjang, tetapi lebih pada seberapa banyak amal kebaikan yang dilakukannya semasa hidupnya.Penjelasan ini sesuai dengan hadits Rasulullah di atas.

Oleh karena itu, bisa saja seseorang berumur pendek tetapi amal kebaikannya sangat banyak dan mungkin sama atau bahkan melebihi mereka yang berumur panjang. Orang-orang seperti ini termasuk kalangan terbaik karena mampu memanfaatkan umurnya yang pendek untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Inilah umur yang penuh dengan berkah dari Allah.

Dalam kaitan itu, Sayyid Abdullah al-Haddad menyebutkan contoh beberapa orang salih yang tidak berumur panjang namun amal kebaikannya sangat banyak dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Di antara contoh itu adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Idris asy-Syafi’i, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafií yang wafat dalam usia 54 tahun. Meski usia tidak panjang, namun semasa hidupnya mampu menghasilkan banyak kebaikan seperti karya-karya yang sangat penting bagi kaum muslimin.

Jamaah Hafidhakumullah
Di antara karya besar Imam Syafii adalah, kitab Ar-Risalah yang merupakan kitab tentang ushul fiqih. Kitab Al-Umm yang merupakan kitab tentang mazhab fiqihnya. Kitab Ikhtilaf al-Hadits yang merupakan kitab tentang hadits. Kitab Tafsir Al-Imam asy-Syafi’i yang merupakan kitab tentang tafsir Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Beberapa sumber menyebutkan jumlah kitab karangan Imam Syafii lebih dari 120 buah, dan dikenal hafidz Qur’an dalam usia 7 tahun.

Contoh lain orang salih yang tidak berumur panjang namun amal kebaikannya sangat banyak adalah Abu Hāmid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam al-Ghazali yang wafat dalam usia 55 tahun. Meski berumur pendek, namun begitu besar sumbangsihnya bagi masyarakat luas, khususnya kaum muslimin. Imam al-Ghazali dijuluki hujjatul Islam karena jasa-jasanya membela kebenaran Islam dengan mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dengan argumen yang sulit dipatahkan oleh lawan.

Menurut Khotib di antara karya besar Imam al-Ghazali adalah kitab Ihya Ulumiddin yang merupakan kitab tentang akhlak dan tasawuf. Juga kitab Jawahir al-Qur’an yang merupakan kitab tentang tafsir Al-Qur’an. Berikutnya kitab Al-Basith dan Al-Wasith yang merupakan kitab tentang ilmu fiqih dan ushul fiqih. Demikian juga kitab Maqashid al-Falasifah dan al-Arba’in fi Ushuluddin yang merupakan kitab filsafat dan ilmu kalam, serta lain sebagainya. Beberapa sumber menyebutkan jumlah kitab karangan Imam al-Ghazali lebih dari 200 buah.

Jamaah Jumat yang Berbahagia
Dari apa yang dijelaskan dan dicontohkan oleh Sayyid Abdullah al-Haddad di atas sangatlah jelas bahwa pemahaman literal tentang umur yang baik hanyalah umur panjang yang dipenuhi dengan kebaikan masih memiliki kekurangan. Pemahaman ini memang tidak salah, hanya belum akomodatif terhadap fakta bahwa banyak orang salih tidak berumur panjang. Orang-orang seperti ini meskipun tidak berumur panjang, namun amal kebaikannya sangat banyak sebagaimana disebutkan di atas, yakni Imam Syafií dan Imam al-Ghazali.

Oleh karena itu, sekali lagi, sebaik-baik umur adalah umur yang diberkati Allah Subhanu Wa Ta’la. Hal ini meliputi umur panjang dan banyak digunakan untuk melakukan amal-amal salih dan kebajikan-kebajikan lain. Selain itu adalah umur yang tidak panjang namun banyak digunakan untuk mengerjakan kesalihan-kesalihan hingga pada tingkat tertentu yang setara atau malahan lebih banyak dari mereka yang berumur panjang.

Kemudian Khotib mengatakan Terhadap kelompok kedua, yakni mereka yang tidak berumur panjang namun banyak mengerjakan kesalihan dan kebajikan seperti Imam Syafii dan Imam al-Ghazali, Sayyid Abdullah al-Haddad menyebutnya sebagai hamba Allah terpilih dan diberkati. Sehingga amal kebaikannya sangat banyak dan mungkin lebih banyak dan lebih terasa manfaatnya dari pada yang dipanjangkan umurnya

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah
Batasan umur panjang di kalangan umat Islam, memang tidak ada patokan khusus yang disepakati bersama. Hanya kebanyakan umat Islam menjadikan umur Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam yang mencapai 63 tahun sebagai standar. Artinya mereka yang mencapai umur di atas 63 tahun diyakini telah mendapatkan bonus umur dari Allah. Sedangkan mereka yang tidak mencapai umur 63 tahun, semisal 50-55 tahun, atau kurang dari itu seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang wafat dalam usia kurang dari 40 tahun termasuk berumur pendek sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad dalam Kitab tersebut semoga kita sehat senantiasa dalam lindungan Allah.” tandasnya

Editor : Mastari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.