Personel Polda Sumsel Melaksanakan Sholat isya Tarawih dan Witir Yang Diimami Sekaligus Penceramah Peringatan Nuzululul Quran

oleh -533 Dilihat
oleh

Liputanabn.com | PALEMBANG – Malam ketujuh belas ramadhan 1444 Hijriah
Personel Polda Sumsel melaksanakan sholat isya tarawih dan Witir yang diimami sekaligus Penceramah Peringatan Nuzululul Quran Penceramah ustad H Sabtuddin,S Sos I,M.Ag dimasjid Assaadah Mapolda Sumsel KM 4 Palembang Jumat 07/04/2023

Turut hadir pada kegiatan tersebut Kabagdalops Roops Polda Sumsel AKBP Rizal Agus Triadi, S.I.K.Ka Siaga Ops Command Center Polda Sumsel Kompol Syamsul Z.Perwakilan personel Polda Sumsel.dan jamaah masjid Assaadah dengan pelaksanaan shalat tarawih delapan rakaat dan shalat Witir tiga rakaat dengan bilal Ustadz Rahman Dahoni

Dalam ceramah nya Ustad Sabtuddin menguraikan Hadist
Dari Abu Umamah al Bahili, Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” (Hadis Shahih diriwayatkan oleh imam Muslim).ujarnya

Menurutnya hadist tersebut memerintahkan agar menjadikan Al Qur’an sebagai bacaan utama harian kita. Kelak Al-Qur’an akan menjadi sahabat di akhirat jika kita sudah membersamainya sejak di dunia. Jika kita menjaga kelestariannya dengan membaca dan berpegang teguh pada isi kandungannya, niscaya Al-Qur’an akan menjaga kita dengan memberikan syafaat/pertolongan di akhirat kelak.ujarnya

Kalimat “Bacalah Al-Qur’an” dapat dipahami perintah membaca secara tekstual maupun perintah tadabbur isi kandungannya. Mayoritas ulama memahami perintah ini dengan membaca secara tekstual secara istiqamah setiap hari berdasarkan hadis-hadis tentang keutamaan membaca Al-Qur’an. Salah satunya sabda Rasulullah SAW dari Anas bin Malik RA,

“Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an siang atau malam 50 ayat niscaya tidak tergolong orang-orang yang melalaikan (Al-Qur’an), dan barangsiapa yang membaca Al-Qur’an 100 ayat niscaya tergolong orang yang taat, dan barangsiapa yang membaca Al-Qur’an 200 ayat niscaya Al-Qur’an tidak akan menghujatnya pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Sinni) jelasnya

Kalimat “memberi syafaat kepada pembacanya” menunjukkan kehadiran Al-Qur’an pada hari kiamat sebagai sahabat sejati pembacanya dengan tampil sebagai pemberi syafaat. Pada hari itu, Al-Qur’an akan tampil mengawal sahabatnya meniti jalan menuju surga. Syekh Abdul Fattah al-Qadi menjelaskan bahwa syafaat Al-Qur’an berbeda dengan syafaat lainnya di hari kiamat. Syafaat Al-Qur’an mencegah seseorang jatuh dalam kobaran api neraka, sedangkan syafaat yang lain mengangkat dan menyelamatkan seseorang dari kobaran api neraka. Artinya seorang yang mendapatkan syafaat Al-Qur’an, ia akan tercegah dan tidak sampai jatuh dalam kobaran api neraka meskipun ia divonis sebagai penghuni neraka. Sementara orang yang mendapatkan syafaat selain Al-Qur’an, maka ia diangkat dari dalam kobaran neraka setelah merasakan panasnya api neraka.ungkapnya

Dia menambahkan bentuk syafaat Al-Qur’an di akhirat bagi orang sahabat karibnya di dunia, yakni

Pertama: Al-Qur’an Menjadi Tameng dari Siksa Kubur

Dalam sebuah riwayat, Amru bin Murrah menjelaskan Al-Qur’an akan melindungi pembacanya dari siksa kubur. Diriwayatkan, jika manusia masuk ke dalam kubur kemudian muncul semburan api sebagai siksa kubur yang akan melumatnya dari berbagai arah, maka Al-Qur’an datang untuk menyelamatkan. ungkapnya

“Jika manusia masuk ke dalam kubur, tiba-tiba keluar semburan api dari arah kepalanya, lalu Al-Qur’an datang untuk menghalanginya. Kemudian api itu keluar dari arah kakinya, lalu datanglah Al-Qur’an untuk menghalanginya. Kemudian keluar dari samping kanannya, lalu datanglah Al-Qur’an untuk menghalanginya. Lalu keluar dari sampai kirinya, maka datanglah Al-Qur’an untuk menghalanginya. Lalu api itu bertanya: Mengapa engkau berbuat demikian, demi Allah ia tidak pernah berbuat untukmu? Lalu Al-Qur’an berkata, “Bukankah dahulu aku berada di mulutnya.” Maka Al-Qur’an tak henti-hentinya melakukan pembelaan untuk menyelamatkan sahabatnya.jelasnya

Yang Kedua: Mahkota Bagi Orang Tua

Orang tua memiliki kewajiban terhadap anak-anaknya antara lain mengenalkan Allah dan Rasul-Nya, serta mengajarkan Al-Qur’an. Bagi orang tua yang memiliki kepandaian membaca Al-Qur’an wajib mengajarkannya kepada anak-anaknya dan membimbingnya bersahabat dengan Al-Qur’an. Namun, bagi orang tua yang tidak mahir atau tidak mampu membaca Al-Qur’an wajib menitipkan anak-anaknya kepada lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Karena mengenalkan Al-Qur’an adalah kewajiban yang mutlak dipenuhi oleh setiap orangtua.ujarnya

Dia menambahkan Bagi orang tua yang berhasil mendidik anak-anak cinta Al-Qur’an dengan mendawamkan tilawah setiap hari atau menjadi penghafal Al-Qur’an, maka Allah SWT memberikan penghargaan di surga berupa disematkan mahkota yang bersinar terang bagaikan sinar matahari. Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang membaca Al-Qur’an, mengajarkannya, mengamalkan (kandungan)nya, niscaya di hari Kiamat kedua orangtuanya disematkan mahkota dari cahaya yang bersinar seperti sinar matahari, dan dipakaikan perhiasan yang belum dipakai keduanya di dunia, lalu keduanya berkata: Mengapa kami dipakaikan seperti ini, lalu diseru: Lantaran anak kalian bersahabat dengan Al-Qur’an.”ujarnya

Kemudian yang Ketiga: Memberi Syafaat 10 Anggota Keluarga

Di antara syafaat Al-Qur’an, setiap orang yang berusaha menjaga kebersamaan dengan Al-Qur’an akan memberikan pengaruh positif bagi 10 (sepuluh) anggota keluarganya yang muslim meskipun telah divonis menjadi penghuni neraka. Dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa saja yang membaca AlQur’an, lalu ia menghafalnya dan menjaganya niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga, dan menjadikannya dapat memberikan syafaat kepada 10 orang dari kalangan keluarganya meskipun semua telah ditetapkan masuk ke neraka.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) jelasnya

Kemudian yang Keempat: Penentu Derajat Surga

Ayat-ayat Al-Qur’an ibarat anak-anak tangga yang akan mengantarkan pembacanya kepada tangga tertinggi di sisi Allah SWT. Keindahan suara bacaan Al-Qur’an di dunia akan mengusik perhatian Allah SWT dan memunculkan kerinduan untuk mendengarkan kembali di surga. Inilah yang menjadikan Allah SWT memerintahkan pembaca Al-Qur’an untuk naik ke tangga kemuliaan hingga mencapai anak tangga sesuai dengan akhir ayat yang dibaca di dunia. Semakin bertambah ayat yang dibaca, semakin tinggi pula anak-anak tangga kemuliaan yang dinaiki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Dikatakan kepada sahabat Al-Qur’an, ‘Bacalah, naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya derajatmu (di surga) menurut akhir ayat yang engkau baca” ujarnya

Diakhir tausiyah nya Ustad mengajak senantiasa istiqomah dalam membaca dan mengamalkan alquran setiap hari dirumah tempat kerja mushola masjid tempat baik lainnya janganlah hari hari berlalu tanpa membaca Alquran tutupnya . (Bolok)

Editor : Mastari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.