Liputanabn.com| Banyuasin – Sejak didapuk sebagai Bupati Banyuasin periode 2018-2024, H. Askolani Jasi SH. MH, menanggulangi angka kemiskinan menjadi prioritas utama sekaligus tantangan yang harus dihadapinya.
Pekerjaan rumah yang tidak mudah mengingat rakyat Banyuasin bisa dibilang berada di bawah garis kemiskinan sejak memekarkan diri dari kabupaten induknya, Kabupaten Musi Banyuasin.
Hentakan cobaan lsilih berganti berdatangan menerpa perekonomian masyarakat sejak dirinya dipercaya menjadi orang nomor satu di Bumi Sedulang Setudung.
Sebut saja salah satunya, pandemi Covid 19 yang menjadi musuh utama ekonomi dunia, tak luput juga hadir di Kabupaten Banyuasin.
“Porak poranda sekali, Covid 19 sangat berdampak ke kehidupan masyarakat Banyuasin, sangat-sangat kita rasakan sekali,” ujar Askolani Jasi Minggu, (8-9&2024).
Saat berbincang dengan sejumlah awak media massa di kediaman pribadinya, Ketua DPC PDIP Perjuangan menyebutkan jika pemerintahannya sangat oleng dengan adanya recofusing hampir seluruh APBD Banyuasin untuk mencegah penularan penyakit yang berasal dari Tiongkok itu.
Namun disatu sisi, banyak kebutuhan masyarakat yang harus dia selesaikan untuk menekan angka kemiskinan ei Kabupaten Banyuasin.
“Rendahnya pendapatan masyarakat, keterbatasan lapangan pekerjaan, lambatnya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan menjadi faktor yang meningkatkan angka kemiskinan, ini harus yang diurusi ketika saya mengemban amanah sebagai Bupati Banyuasin saat itu,” ujar Askolani Jasi
Sebut saja di tahun 2021, angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin tembus 10,17 % (jiwa), peeentase yang tidak sedikit.
Dalam hatinya, Askolani Jasi ingin bekerja keras agar angka kemiskinan bisa menembus satu digit saja.
“Harus tembus satu digit, itu target kita sejak awal ketika dipercaya dan diberi amanah oleh rakyat Banyuasin,” beber mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyuasin ini.
Dan perlahan namun pasti, Pemerintah Kabupaten Banyuasin yang dinakhodai H. Askolani Jasi, SH.MH, berhasil mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan penurunan angka kemiskinan dari tahun ke tahun.
Hal ini ditandai dengan terus terjadinya tren yang cenderung mengalami penurunan yang sangat signifikan dalam kurun waktu 19 tahun sejak tahun 2003, berdasarkan data kemiskinan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) angka kemiskinan di daerah ini pada tahun 2021 sebesar 10,17% (jiwa).
Angka tersebut menurun di tahun 2022 sebesar 10,00% (88.550 jiwa). “Ada tren menurun, angka kemiskinan berkurang dengan signifikan,” tambah dia.
Dan pada tahun 2023 turun lagi sebesar 9,58% (85.880 jiwa). “Semua berkolaborasi dengan baik, akhirnya kita bisa tembus satu digit untuk menurunkan angka kemiskinan.”
Hal ini menjadi sejarah baru dalam perjalanan Pemerintahan Kabupaten Banyuasin yang berhasil mengurangi angka kemiskinan menjadi dibawah 10%.
“Alhamdulillah, data kemiskinan di Banyuasin terus menurun. Ini menunjukkan bahwa program-program pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat telah berjalan dengan baik,” beber Askolani yang tahun ini berniat kembali maju di Pilkada Banyuasin sebagai Calon Bupati kedua kalinya.
Askolani juga mengapresiasi peran pendamping PKH dalam mengumpulkan, memproses, menginput, dan mempublikasikan data kemiskinan.
Dia mengatakan bahwa pendamping PKH menjadi mitra strategis bagi pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam mengambil kebijakan.
“Kami sadari saat ini bahwa pelaksanaan PKH menjadi mitra strategis bagi pemerintah Kabupaten Banyuasin, karena jumlahnya 99 orang yang terdiri dari koordinator kabupaten 2 orang, koordinator kecamatan 21 orang, pendamping sosial 76 orang. Dengan memikul peran tersebut di lapangan, pendamping PKH dapat menghasilkan data yang akurat sehingga dapat menjadi dasar pemerintah dalam mengambil kebijakan,” jelas dia.
Bahkan dia merasa berhutang budi kepada para koordinator dan pendamping sosial yang telah bersusah payah membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan.
Bahkan saat habis masa jabatannya diperiode pertama,dia merogoh kocek ratusanjuta rupiah untuk memberikan reward sekaligus menunjang kerja mereka di lapangan.
“Saya ingat betul pernah berjanji kepada para pendamping PKH dan para koordinator ini memberikan smartphone untuk entry data mereka di lapangan, Alhamdulillah bersama Kak Ari (Syarif Hidayatullah) kami patungan memberikan reward berupa smartphone, Alhamdulillah juga janji kami tuntas,” tukas dia.(Erwan)
Editor : Bolok