Liputanabn.com | Jakarta – Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan perorangan secara menyeluruh, termasuk rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit juga dapat melakukan berbagai pelayanan lainnya, seperti: Pelayanan medik, Pelayanan penunjang medik, Pelayanan perawatan, Pelayanan rehabilitasi, Pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Sebagai penyelenggara kesehatan, rumah sakit harus mengutamakan pelayanan yang maksimal, tidak sedikit rumah sakit yang berada di Jabotabek yang melanggar aturan UU Kesehatan
Malah yang lebih miris lagi, terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat(RSUP) Fatmawati Jakarta , Rumah sakit skala besar seharus nya menjadi contoh yang baik bagi seluruh penyelenggara kesehatan, Namun Fakta nya Sangat meresahkan para Pasien, salah satu contoh nya adalah pelayanan yang sangat buruk dirasakan oleh sebagian besar pasien adalah pelayanan penanganan Instalasi Radiologi Terpadu (IRT)
Keluhan para pasien yang sedang menjalani proses IRT tersebut, kurang nya edukasi, seperti hal nya ketidak pahaman pasien terhadap administrasi dan petunjuk petunjuk lain yang harus dilakukan untuk sampai ke tindakan, sehingga pasien harus bolak balik ke RS karena sering banyak nya kekurangan administrasi yang tentu nya pasien selain menyita waktu sudah jelas banyak biaya yang harus dikeluarkan,apalagi ketika tempat tinggal pasien yang berasal dari luar daerah
Dari sekian banyak pasien yang sedang menjalani kemotetapi yang kecewa atas pelayanan RSUP Fatmawati ini adalah pelayanan di Poli nya, selain no antrian yang tidak jelas juga kuang nya edukasi, serta minimnya sifat humanis para petugas kepada pasien/pengunjung rumah sakit tersebut
Seperti hal nya yang di alami salah satu pasien yang berasal dari pelosok desa kabupaten Lebak, banten, selain jarak tempuh yang sangat jauhi di lalui, resiko kesehatan pasien itu sendiri, yang sejati butuh perawatan ekstra dan segera bukan malah di persulit
Karena merasa menunggu antrian panggilan terlalu lama dari pukul 09:00wib sampai pukul 15.30(6jam) , beliau beberapa kali menanyakan ke assisten dokter yang mengatur antrian, jawaban nya tidak lebih dari tunggu dan sabar
” Saya tunggu sampai malam lagi pun pak, cuma kan harus ada tahapan yang harus saya tempuh untuk ke tindakan kemo, seperti ke Farmasi trus ke ruang PPKT,dan dua tempat itu juga antri dan jam kerja nya sampai jam 4 sore, nah kalau lambat,saya harus balik lagi besok,sangat melelah kan pak ” Ujar nya
Lebih miris lagi, tidak hanya sampai disitu, Sepertinya dampak dari teguran keluarga terhadap Asisten dokter yang saat itu di konfirmasi apa penyebab kererlambatan antrian tersebut
Akhir nya Pasien dengan tidak dibuatkan berita acara PENGALIHAN PENANGANAN MEDIS,dari dokter yang menangani dari awal, serta merta dokter akan mengalihkan penanganan medis dengan alasan yang menurut keluarga pasuen hal yang tidak masuk akal, keluarga pasien.lebih cenderung punya pemikiran kemungkinan adanya rasa ketersinggungan atas teguran tersebut, sehingga mengalihkan tugas nya kepada dokter lain” Ujar keluarga pasien
Mendapat temuan , terkait pelayanan RSUP Fatmawati yang dinilai sudah meresahkan banyak pasien, TIM Badan Penelitian Aset Negara Lembaga Aliansi Indonesia,(BPAN – LAI) , Jhon Dany
meminta kepada Kementrian Kesehatan (kemenkes) untuk segera menyikapi keluhan Serta pengaduan masyarakat (pasien) terkait buruk nya pelayanan RSUP Fatmawati tersebut
“Kami minta kemenkes segera tindak lanjut persoalan ini” Ujar nya
” Sudah jelas sudah
diatur oleh UU RI NO 44 Tahun 2009, tentang rumah sakit , bahwa rumah sakit sebagai penyelenggara kesehatan wajib melayani pasien sebaik baik nya, ada sanksi adiministratif bahkan sanksi pidana apabila tim medis melakuan kelalaian terhadap keselamatan pasien ” Tegas Jhon ( red tim)
Editor : Bolok