Liputanabn.com | Lebak Banten – Bencana Banjir bandang yang terjadi di wilayah Lebak Selatan (Baksel) Kabupaten Lebak, Banten, beberapa waktu lalu diduga kuat dampak dari aktivitas perusahaan tambng emas PT Samudera Banten Jaya (SBJ) yang berlokasi di Cibeber
Berdasarkan keterangan dari masyarakat sekitar, perusahaan pencari bahan emas ini sudah beroperasi bertahun-tahun dan diduga telah menguras perut bumi, membabat hutan-hutan yang menjadi resapan air di wilayahnya beroperasi, sehingga curah air hujan tidak lagi terkendal
Tidak menutup kemungkinan bencana Banjir dan longsor akan lebih dahsyat apabila perusahaan tersebut terus dibiarkan beroperasi, karena PT. SBJ diduga hanya mengejar keuntungan semata tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan hidup yang mengakibatkan lenyapnya hutan yang menjadi resapan air di atas perbukitan.
Demikian yang disampaikan oleh Ujang Arman udin, dari Divisi Intel Badan Penelitian Aset Negara – Lembaga Aliansi Indonesia (BPAN-LAI)
Ujang Armanudin menambahkan bahwa hasil investigasi pihaknya bersama tim, ditemukan adanya aktifitas salah satu perusahaan tambang emas PT. Samudera Banten Jaya (SBJ) yang diduga sebagai bagian dari penyebab terjadinya longsor dan banjir di wilayah Cibeber dan Bayah
“Rasa-rasanya mustahil apabila pemerintah dalam hal ini Pemprov Banten dan Pemkab Lebak tidak tahu atau tidak punya kemampuan untuk melakukan investigasi itu,” imbuh dia.
Perusahaan Raksasa penghasil bahan emas ini sebelum nya pernah dilakukan penutupan dari dinas LHK, namun sekarang sudah beroperasi kembali, membuat pertanyaan besar para pihak
Seperti nya ada kejanggalan apabila perizinan itu di keluarkan, pasal nya perusahaan tersebut sangat berdampak terhadap perusakan alam yang mengancam keselamatan masyarakat sekitar akan terjadi nya bencana banjir dan longsor yang dahsyat ketika musim hujan tiba
Untuk itu pemerintah jangan tinggal diam harus segera menyikapinya, sebelum bencana itu terjadi, segera turun ke lokasi PT SAMUDERA BANTEN JAYA yang sedang melakukan aktivitas perusakan alam tersebut
Sudah jelas beberapa tahun lalu, Bapak Presiden Republik indonesia, Djoko Widodo pada saat kunjungan banjir bandang di rangkas yang di dampingi beberapa menteri , beliau instruksikan untuk menghentikan segala kegiatan yang merusak lahan taman nasional dan bentuk perusakan alam lain nya
Seharusnya nya peringatan presiden tersebut di laksanakan tidak diabaikan, ” Ujar ujang
Editor : Bolok