Liputanabn.com | Banten – Pada tanggal 6 Januari 2025, Organisasi Masyarakat (Ormas) XNAPI (Narapidana Peduli Pembangunan Indonesia) akan menggelar aksi damai di depan Gedung Balai BBWSC Provinsi Banten. Aksi ini digelar untuk menuntut kejelasan terkait penggunaan anggaran besar senilai 223,5 miliar rupiah untuk pembangunan irigasi yang belum selesai.

Masyarakat, khususnya para petani di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, yang telah lama menantikan irigasi yang layak, merasa kecewa karena meskipun pembangunan telah berlangsung selama 35 tahun, setiap musim kemarau, irigasi tersebut tidak berfungsi. Dalam aksi ini, mereka menuntut agar pihak Balai BBWSC menyelesaikan pembangunan irigasi tersebut, dengan jaminan bahwa air saluran irigasi akan mengalir selama musim kemarau.

“Petani sudah berulang kali menyaksikan pembangunan yang tidak kunjung selesai. Kami mendesak pihak balai untuk menyelesaikan pembangunan irigasi dan memastikan bahwa air mengalir pada musim kemarau, sebagaimana mestinya,” ujar Tubagus Deli Suhendar, Ketua Ormas NAPI Provinsi Banten.

Lebih lanjut, Ormas XNAPI menegaskan bahwa pihak BalaiBBWSC harus menandatangani surat pernyataan yang memastikan irigasi akan berfungsi pada musim kemarau. Jika tidak, mereka menuntut agar Kepala BalaiBBWSC siap untuk dihadapkan pada tuntutan pidana korupsi terkait ketidakmampuan menyelesaikan proyek dengan anggaran yang besar ini.

Aksi ini diharapkan menjadi seruan keras untuk kepastian dan keadilan bagi petani yang sudah terlalu lama menderita akibat ketidakpastian pasokan air irigasi. Organisasi ini menegaskan akan terus memperjuangkan hak masyarakat dan petani demi kesejahteraan bersama. (Red)

Editor : Bolok

Liputanabn.com | LEBAK – Dana Pemeliharaan jalan di diduga tidak digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Bina Marga, Kabupaten Lebak. Pasalnya, saat ini kondisi sejumlah ruas jalan Rangkas bitung-Malingping tidak terpelihara dengan baik.

Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi warga. Padahal, diduga setiap tahunnya anggaran untuk pemeliharaan jalan selalu dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak.

Namun sayangnya, dana tersebut dinilai tidak dimanfaatkan secara maksimal. Kondisi ini dapat dilihat dengan kondisi jalan diantaranya yang paling parah rusak dan berlubang barada di Jalan.kecamatan Cikulur sampai Cijaku yang tidak terpelihara dengan baik.

Pantauan di lapangan, sejumlah akses jalan yang berstatus jalan Kabupaten terbiarkan rusak dan berlubang. Sama sekali tidak diperbaiki sampai saat sekarang ini di akhir tahun 2024.

“Harusnya dalam dana pemeliharaan itu ada untuk tambal sulam, tapi ini kita bisa lihat sendiri, hampir tidak dimanfaatkan,” ujar Fajar, salah seorang warga Cileles Kamis (02/01/2025).

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) Bidang Bina Marga Kabupaten Lebak, malah terkesan tutup mata sudah berbulan – bulan jalan Rangkas bitung-Malingping (hancur) tidak mendapatkan perhatian serius hampir setiap malam warga terperosok ke dalam lobang jalan tersebut.

Belum ada tanda – tanda pihak PUPR Kabupaten Lebak, melakukan perbaikan dan belum mendapatkan keterangan resmi dari pejabat Pemda atau PUPR Kabupaten Lebak, namun banyak sumber menyebutkan setiap tahun ada anggaran peningkatan, pemeliharaan dan perawatan, namun media ini belum mendapatkan keterangan berapa uang negara dikucurkan setiap tahun oleh Pemda Lebak. Ada beberapa jalan di Pemda Lebak, atau dipusat Kota dibiarkan jalan rusak parah begitu saja.

Sampai saat ini kepala Dinas PUPR Kabupaten Lebak Ivan Sukatifika banyak diam atau bungkam ketika Di konfirmasi oleh awak media

Menanggapi hal itu, Wasa Irawan, Anggota Dana Pemeliharaan Jalan Di Dinas PUPR Kabupaten Lebak Dipertanyakan, Kajari Diminta Periksa Kadis

” Kami berharap BPK dan Kajari segera audit Anggaran di PUPR lebak” Pungkas nya (Red)

Editor : Bolok

Liputanabn.com | LEBAK BANTEN – Tugas dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalahM embahas dan membuat rancangan peraturan di desa dengan kepala desa Melakukan pengawasan kepada pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat di desa Memberi persetujuan pemberhentian atau pemberhentian sementara perangkat desa Membuat susunan tata tertib BPD

Semua aspirasi dari penduduk desa khususnya pada bidang pembangunan, BPD diharapkan dengan rasa loyalitas mengakui, menampung dan mengayomi masyarakat dengan rasa penuh tanggung jawab dan kerjasama yang baik
Pertimbangan dan saran-saran dari BPD kepada pemerintahan desa dan masyarakat, harus dijaga supaya kepercayaan dan dukungan tetap ada, sehingga kepala desa selalu dan bersungguh-sungguh untuk melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Namun berbeda dengan Keberadaan BPD di desa Jalupang girang, Kecamatan banjarsari,Kabupaten Lebak, Propinsi Banten ini jauh dari kenyataan, BPD yang seharus nya menjadi Garda terdepan dalam hal pengawasan segala kegiatan pemerintah Desa malah sering kali terlibat dalam Setiap pelaksanaan proyek pembangunan desa tersebut, baik dalam hal sebagai penyedia material,tenaga kerja dan sebagai nya, Bagaimana bisa dijadikan sebagai Pengawas, sementara segala sesuatu nya BPD itu sendiri ikut serta sebagai pelaksana,ungkap Wasa Irawan,Anggota Divisi BP2 Tipikor ,Badan Penelitian Aset Negara Kepada awak media , Kamis 02/01/2025

Seperti hal , mencuat nya dugaan penyelewengan anggaran Proyek P3-TGAI, salah satu bukti nyata,bahwa peran BPD, di desa jalupang girang tersebut , bagaimana tidak, yang jelas nampak mencolok mata, bahwa pembangunan proyek tersebut,dibangun persis dipekarangan rumah , tapi Fakta nya, Pembangunan yang syarat dengan banyak pelanggaran tersebut bisa berjalan dan bisa sampai ke inspektorat,ini Bukti nyata bahwa lemah nya BPD dan patut dianggap tidak ada manfaat nya , tidak paham aturan, atau mungkin karena ada kongkalikong” Ujar nya

Lembaga Alinsi Indonesia, Dalam Hal Ini Divisi BP2Tipikor Badan Penelitian Aset Negara, meminta kepada Aparat Penegak Hukum APH, Polres Lebak, Agar mengusut tuntas , adanya dugaan penyelewengan anggaran pembangunan P3-TGAI didesa jalupang girang, tidak hanya untuk Ketua pelaksana, melainkan kepada Ketua BPD, yang jelas tugas pokok nya sebagai pengawas, tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan

Begitupun dengan Kepala dinas DPMPD kabupaten Lebak , yang merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa
Juga tidak mungkin luput dari tanggung jawab dan mustahil tidak mengetahui setiap Kegiatan pemerintahan desa

Terlebih kepada Inspektorat Kabupaten Lebak, yang jelas Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Inspektur yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Inspektorat mempunyai tugas membantu Bupati dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah.sebagai ujung tombak, dalam hal penilaian semua kegiatan pelaksanaan pembangunan pemerintahan desa, karena itulah betapa pentingnya tanggung jawab inspektorat ,maka sangat tidak mungkin pelaksanaan P3-TGAI di desa Jalupang girang ini bisa lolos dari Perifikasi kalau tidak adanya Kongkalikong atau ikut serta menikmati uang haram hasil korupsi anggaran dana tersebut

” Kami berharap pihak kepolisian untuk mengusut tuntas, terhadap BPD , DPMPD dan inspektorat Kabupaten Lebak tersebut” Tegas Wasa Irawan

” Bagaimana Keterlibatan kepala desa, itu yang harus jadi acuan, karena Apapun alasannya , Kepala desa tidak ada kewenangan dalam pengelolaan anggaran P3-TGAI tersebut,Apalagi kalau sampai anggaran tersebut sampai masuk ke rekening Pribadi, Untuk itu Kepala Desa yang saat itu di duga sebagai pemegang anggaran agar segera ditindak lanjut ” Pungkas nya

Diketahui sebelum nya Aparatur Penegak Hukum (APH) Polres Lebak,Polda banten, sudah mengundang Ketua TPK pelaksanaan P3-TGAI desa jalupang girang untuk dimintai keterangan terkait adanya dugaan penyelewengan anggaran ,yang diduga melibatkan kepala tersebut. (Red)

Editor : Bolok

Liputanabn.com || Lebak Banten – Rabu (25/12/2024) Program jambanisasi di Desa Tanjungsari Indah Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak-Banten yang dibiayai dari anggaran Bantuan Provinsi (Banprov) sebanyak 10 titik dalam satu desa dengan nominal anggaran Rp.25.000.0000 diketahui tidak maksimal dalam pelaksanaannya,warga penerima manfaat hanya dikasih beberapa bahan material saja yaitu pasir 2 karung,semen 2 sak,paralon 1,kloset 1,besi 8 mm 1,batu split hanya beberapa ember saja jika dijumlah kurang lebih Rp.500.000.

Ketua RT setempat inisial ‘M’ ketika dikonfirmasi dirumahnya “benar sekali adanya program jambanisasi kebetulan di RT saya ada juga yang mendapatkan dan dikasih bahan material pasir 2 karung,semen 2 sak,kloset 1,paralon 1,besi 8mm 1,batu split beberap ember saja. kemudian untuk pemasangan kebetulan saya sendiri berdua sama teman untuk jumlah anggaran saya tidak pernah tahu”.kata RT.

Ditempat terpisah awak media juga mendatangi salah satu warga yang mendapatkan program tersebut untuk memastikan “saya hanya dikasih pasir 2 karung,semen 2 sak,paralon 1,kloset 1,besi 8mm 1,bata merah paling 30 biji,sedangkan untuk septy tank tak memakai bata merah langsung di tutup rabat beton saja”.ucap warga.

Kepala Desa Tanjungsari Indah tak memberikan penjelasan yang jelas ketika dikonfirmasi via whats app,dan sampai berita ini diterbitkan Kepala Desa tak bisa ditemui.

Pemerintah Desa Tanjungsari Indah dalam hal ini harus bertanggung jawab,karena merealisasikan program bantuan jambanisasi tidak maksimal dan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ditentukan.

Untuk itu warga berharap kepada Aparat Penegak Hukum,Inspektorat Kabupaten Lebak agar segera melakukan peninjauan ke lokasi pelaksanaan program jambanisasi dan memproses oknum pelaksana kegiatan tersebut yang diduga mencari keuntungan secara pribadi agar program jambanisasi ini sesuai dengan jumlah anggaran yang ditentukan.pungkasnya. (Red Tim)

Editor : Bolok

Liputanabn.com | Lebak banten – Ulung Haryanto Widodo Putra yang beralamat di Alas Roban/ RT 04 /RW 03/, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar – besarnya secara terbuka, atas ucapan yang tidak pantas terhadap salasatu Kiyai ,yang telah beredar luas melalui video di media sosial pada hari Minggu, (15) Desember 2024″.

Permintaan maaf ini disampaikan di halaman Mapolsek Wanasalam di hadapan para ulama dan tokoh – tokoh besar, di saksikan Kapolsek Wanasalam Iptu Heri Susanto. S.H.M.M Babinsa’ Ketua BPPKB kec, Wanasalam “Opik Bahar, Ketua BPPKB kec, Malingping Apih Beni,bserta para awak media dan masyarakat,/ 19 / 12 / 2024.

Dalam pemyampaian maaf, tersebut ulung mengatakan , Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, Saya atas nama Ulung Haryanto Widodo Putro ,, yang beralamat di Alas Roban/ RT 04 / RW 03 / Desa Muara Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, atas terjadinya Ucapan tidak pantas yang telah beredar melalui video media sosial pada hari Minggu tanggal 15 Desember 2024 yang memicu terjadinya kekisruhan di kalangan kiyai, ulama, santri, dan masyarakat umum di Kecamatan Wanasalam lebak Banten Selatan, sehingga menyebabkan kerugian material dan moril, oleh karena itu saya memohon maaf yang sedalam – dalamnya. secara khusus kepada saudara Kyai Asep Tamar dan keluarganya serta saya siap memulihkan nama baik Kyai Asep Tamar dan keluarganya. Saya memohon maaf kepada seluruh kyai dan ulama Se” Kecamatan Wanasalam khususnya forum kyai dan ulama Se-Banten Selatan, pada umumnya. Saya dan keluarga menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan tersebut kembali. Saya dan keluarga siap mendukung dan membantu pergerakan kyai dan ulama dalam menjalankan Amar ma’ruf Nahi mungkar” ujarnya.

Demikian permohonan maaf ini saya sampaikan dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun Sehat rohani sehat jasmani , dan terimakasih kepada kapolsek kec. wanasalam, Iptu Heri Susanto S.H.M.M. beserta jajarannya, yang telah melaksanakan tugas yang begitu mulia terhadap mengayomi dan melidungi kepada masyarakat hususnya di Wilkum wanasalam,” Tandasnya .( yanto bastian)

Editor ; Bolok

Liputanabn.com | Dalam rangka memperingati Hari Juang Infanteri Ke-76 Tahun Anggaran 2024, sejumlah kegiatan sosial dan tradisi militer digelar di Etape 1 Sport Center Desa Panang Jaya, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Senin (16/12/2024).

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk unsur TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dihadiri oleh Kabag Lat Rindam II/SWJ Kolonel Inf Yayat Priyatna, Camat Gunung Megang Hendri Desata Kesuma, AP., M.Si, Danyonif 200/BN Mayor Inf Aleksander A.P., Danyon Armed 15/Cailendra Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto, S.E., serta perangkat desa dan masyarakat sekitar

Rangkaian kegiatan diawali dengan karya bakti berupa penanaman pohon di Balai Desa Panang Jaya dan pembersihan parit serta rumah ibadah di Masjid AN-Nur Desa Panang Jaya pada pukul 08.00-10.00 WIB. Selain itu, paket sembako juga dibagikan kepada warga di Desa Panang Jaya sebagai bentuk kepedulian sosial.

Pada pukul 14.00 WIB, dilaksanakan upacara serah terima simbol Yudha Wastu Pramuka Jaya di Sport Center Desa Panang Jaya, menandai dimulainya tradisi Peleton Beranting oleh Yonif Raider 200/BN dan Yon Armed 15/Cailendra. Upacara ini juga diramaikan dengan kesenian rakyat seperti pertunjukan kuda lumping hingga pukul 15.00 WIB.

Tradisi Peleton Beranting, yang merupakan ciri khas Korps Infanteri TNI AD, dilakukan dengan rute dari CP 3 Etape 1 di Panang Jaya menuju CP 1 Etape 2. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk jiwa korsa, kebanggaan korps, solidaritas, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat.

“Kegiatan ini memiliki nilai penting untuk menanamkan semangat patriotisme dan meningkatkan kemanunggalan TNI dengan rakyat. Tradisi ini juga mempertegas identitas prajurit Infanteri sebagai pasukan yang mampu menghadapi segala medan dengan mobilitas jalan kaki,” ungkap Danramil 404-04/ Gunung Megang Kapten Inf Akhri Jawandi,

Kegiatan Hari Juang Infanteri Ke-76 ini berjalan aman dan lancar berkat koordinasi yang baik antara TNI, aparat desa, dan masyarakat setempat. (Salim)

Editor : Bolok

Liputanabn.com | LEBAK – Terkendalanya pelayanan masyarakat untuk pelayanan E-KTP di kantor Kecamatan Malingping akibat runtuhnya ruangan tersebut, di kritik oleh aktivis Ombak.

Menurut Agus Rusmana dari LSM Ombak, apapun alasannya pelayanan kepada masyarakat harus tetap berjalan jika memang mementingkan masyarakat.

“Untuk melayani kepentingan masyarakat tidak harus selalu di ruangan, di luar ruangan pun bisa kalau ada niat kerja. Karena perekaman sangatlah penting untuk pembuatan e-KTP, jangan sampai kepentingan masyarakat jadi terhambat gara-gara runtuhnya ruang e-KTP dan jangan dijadikan alasan,” ujarnya, Selasa 17 Desember 2024.

Ditambahkannya, urgensi pelayanan masyarakat untuk pelayanan E-KTP sangat penting, jika memang ruangan yang biasa digunakan untuk pelayanan E-KTP runtuh, sementara dapat dialihkan kemana saja.

‘Banyak tempat dapat digunakan untuk pelayanan sementara, bila perlu Rumdin gunakan. Karena jelas pelayanan masyarakat untuk E-KTP terhambat, bila perlu gunakan pendopo, karena anda bekerja untuk melayani masyarakat,” tegas Agus.

Sebelumnya bangunan ruangan pelayanan E-KTP dan Damkar unit Kecamatan Malingping runtuh pada Senin pagi 16 Desember 2024, sehingga pelayanan E-KTP di Kecamatan Malingping terganggu.

Reporter : Yayan jatmika

Editor      : Bolok.

Liputanabn.com | Lebak – Warga Kampung Rancapinang (/ RT 25 /RW 07/ ) Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, dan Ormas BPPKB PAC kec. Wanasalam, bergotong royong bangun rumah ,, yang sebelumnya tidak layak huni milik Ibu Amah, Rumah janda anak dua itu kondisinya lapuk dan reyot Senin (16/12/2024) ,,

Warga setempat, Nurhaedi yang biasa disapa Jalu selaku pembina oraganisasi bppkb PAC kec.wanasalam menilai, rumah ibu Amah, Janda (50) tahun. mendesak untuk direhabilitasi. Ia bersama warga lainnya sengaja membantu pembangunan rumah Ibu Amah karena kondisinya memprihatinkan.

“Kita bongkar semua bangunannya, gotong royong bersama-sama warga, biaya perbaikan rumah ibu Amah janda 50 tahun merupakan swadaya masyarakat, hasil penggalangan dana melalu media sosial dan perorangan Beberapa warga juga membantu dengan memberikan uang tunai dan bahan material. Alhamdulillah, banyak yang membantu,” ucapnya.

Jalu menargetkan, perbaikan rumah ibu Amah diselesaikan dalam waktu dekat , Selama pembangunan Ibu Amah dan anaknya sementara mengungsi di rumah saudaranya.

“Kita bangun seadanya saja. Yang penting enggak kehujanan keanginan ,Nanti atapnya dari asbes, dinding GRC, Lantainya kita plur ukurannya 4×5 meter,” ungkapnya.

Di tempat yang sama Ketua Ormas BPPKB PAC Wanasalam, Opik Bahar berharap, rehabilitasi rumah hasil swadaya masyarakat mampu membantu kondisi ekonomi ibu Amah. Opik Bahar pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para donatur yang sudah membantu. Mudah mudahan ada juga yang mengasih modal usahanya.

“Alhamdulillah semoga bisa bermanfaat bagi ibu Amah, ada pun kekurangan nya mudah mudahan bisa menyusul dalam waktu dekat,” ucapnya.

Sementara itu, ibu Amah mengaku terharu atas bantuan perbaikan rumahnya. Amah yang sehari-harinya bekerja Serabutan, terkadang ada yang menyuruh menyuci pakean tetangganya, mengaku tidak bisa membangun rumah karena keterbatasan ekonomi. “Terima kasih semuanya yang sudah menyumbangkan harta tenaga dan pikiran , sekali lagi ibu amah tersebut sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama memperjuangkan , saya yang telah berjuang tidak mengenal hujan dan panas demi membangun rumah saya , terutama kepada ketua opik bahar dan bapak jalau selaku pembina oramas bppkb pac kec.wanasalam dan kepada warga yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu sayah sangat berterimakasih sebanyak – banyaknya ,, Ungkapnya seraya meneteskan air mata ( yanto bastian)

Editor ; bolok

Liputanabn.com | Karena Indonesia menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya, maka konsekuensi dari sistem itu memposisikan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Wujudnya dalam bentuk pesta demokrasi berupa Pemilu dan Pilkada. Juga Pilkades.

Pemilu digelar untuk memilih calon Presiden dan Wakil Presiden, serta untuk memilih wakil rakyat, baik DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten dan Kota. Sementara Pilkada untuk memilih calon Kepala Daerah, yaitu Gubernur, Bupati, dan Walikota.

Karena pesta demokrasi ini melibatkan rakyat, maka tak pelak menghajatkan biaya yang tidak sedikit. Biaya itu, baik yang ditanggung oleh pemerintah maupun yang ditanggung oleh peserta pesta demokrasi. Dalam hal ini adalah partai politik, calon wakil rakyat, serta pasangan calon Kepala Daerah.

Dalam acara HUT Partai Golkar pekan lalu, Presiden RI Prabowo melontarkan wacana bahwa biaya Pilkada begitu mahal. Karenanya dia mengusulkan untuk pemilihan calon Kepala Daerah dikembalikan lagi kepada DPRD. Artinya, yang memilih Kepala Daerah cukup hanya para wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD.

Untuk menggelar Pilkada secara langsung yang dipilih oleh rakyat memang membutuhkan biaya yang sangat besar. Di Banten saja, untuk menggelar Pilgub dan Pilbup serta Pilwalkot pada Pilkada Serentak 2024 ini, tidak kurang dari 1,2 T dana pemerintah daerah yang digelontorkan. Itu baru untuk KPU dan Bawaslu. Belum untuk instansi lain. Seperti untuk biaya pengamanan.

Apalagi bila diakumulasi biaya Pilkada serentak se Indonesia. Pastinya pembiayaan untuk itu amat sangat besar. Dari aspek ini, maka ada benarnya bila Presiden RI Prabowo menyatakan bahwa penyelenggaraan Pilkada untuk memilih calon Kepala Daerah itu begitu mahal.

Itu baru biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sementara biaya yang dikeluarkan oleh peserta Pilkada juga tidak kecil. Apalagi bila diwarnai oleh praktik politik uang. Biaya untuk perhelatan ini semakin besar.

Namun perlu diingat bahwa dengan adanya perhelatan Pilkada yang dilakukan secara langsung ini, juga berdampak terhadap pergerakan ekonomi masyarakat. Ada begitu banyak masyarakat memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan dari penyelenggaraan pesta demokrasi ini.

Biaya yang begitu mahal untuk menggelar Pilkada juga sebanding dengan peluang masyarakat dalam mendapatkan penghasilan. Mereka mulai dari pelaku UMKM hingga perusahaan besar yang melibatkan banyak tenaga kerja.

Hajat Pilkada dengan sistem langsung dipilih oleh rakyat bisa menggerakkan roda ekonomi, sekaligus menjadi media bagi begitu banyak orang untuk mendapatkan penghasilan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Partai politik memulainya dengan agenda pendaftaran bakal calon yang akan mereka usung sebagai pasangan calon. Tahapan ini saja sudah banyak melibatkan banyak pihak yang diuntungkan secara ekonomi. Misalnya orang-orang yang bergerak dalam dunia survey.

Ada begitu banyak orang terlibat dalam melakukan survey. Mereka mendapatkan job untuk melakukan penjajakan kepada masyarakat. Untuk kepentingan publikasi, mereka bekerja sama dengan pihak media. Perusahaan media mendapatkan penghasilan dari pasang iklan.

Para bakal calon yang pada umumnya memiliki sumber daya berlimpah melakukan beragam cara untuk pembentukan opini publik sebagai daya desak bagi partai politik untuk mengusungnya. Untuk keperluan itu, mereka menggelontorkan biaya yang tidak sedikit.

Dana itu digunakan untuk mencetak alat sosialisasi dirinya kepada masyarakat. Mereka mencetak ribuan baliho, spanduk, umbul-umbul, dan beragam media lainnya. Perusahaan percetakan mendapat job yang dikerjakan oleh puluhan bahkan ratusan pekerjanya.

Para pekerja percetakan mendapatkan penghasilan yang mereka gunakan untuk keperluan keluarga masing-masing. Selebihnya mereka gunakan untuk kepentingan lain. Misalnya menabung di bank. Pihak bank mendapatkan tambahan customer.

Selain digunakan untuk kepentingan bulanan dan ditabungkan, bisa jadi ada sebagian dari pendapatannya untuk membeli kendaraan. Pihak dealer diuntungkan dengan penjualan yang meningkat. Pegawai dealer pun mendapatkan berkahnya.

Pada tahapan ini, banyak partai politik menggelar pertemuan dan rapat. Kegiatan itu dilakukan baik di kantor partai politik maupun di tempat lain, seperti di hotel. Biasanya dalam acara rapat atau pertemuan tidak lepas dari jamuan seperti snack dan konsumsi.

Snack dan konsumsi dalam setiap kali acara tersebut melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan order semacam ini bisa melibatkan ibu-ibu rumah-tangga. Gegara ada Pilkada, bahkan ibu rumah tangga sekalipun yang tidak ada keterkaitan langsung dengan Pilkada mendapatkan berkahnya.

Tingkat penggunaan hotel-hotel selama masa tahapan ini cukup tinggi. Ketika penggunaan hotel begitu tinggi, pengelola hotel harus menyiapkan persediaan bahan makanan, mulai dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan, dan lain sebagainya.

Kebutuhan itu dipasok oleh para petani dan nelayan dari daerah. Bahkan para pengrajin pun ketiban pulung ketika mereka mendapatkan order untuk dijadikan buah tangan. Petani, nelayan, dan pengrajin mendapatkan berkah secara tidak langsung dari perhelatan Pilkada ini.

Tahapan kampanye yang banyak melibatkan berbagai pihak, merupakan masa-masa dimana transaksi begitu tinggi. Untuk keperluan mobilisasi masa datang ke lokasi kampanye, dibutuhkan kendaraan yang tidak sedikit. Baik kendaraan pribadi maupun kendaraan besar.

Perusahaan-perusahaan penyewaan kendaraan mendapatkan pesanan penggunaan armadanya. Puluhan bahkan ratusan sopir mendapatkan bonus dari orderan yang diterima perusahaan. Sopir-sopir dan keluarganya mendapatkan berkah secara tidak langsung dari Pilkada.

Sewa tenda, panggung, sound-system, pembawa acara, pengisi acara, juga ketiban berkah. Pemilik lokasi juga mendapatkan pemasukan dari biaya sewa lokasi. Perusahaan jasa catering meningkat pesanannya. Pedagang asongan, pak ogah, pengemis, hingga pengangguran pun mendapatkan berkahnya.

Berapa ratus milyar rupiah transaksi untuk pembuatan kaos, rompi, kerudung, dan lainnya yang digunakan pada saat kampanye akbar. Berapa puluh bahkan ratus perusahaan konveksi yang mendapatkan pesanan. Berapa puluh ribu bahkan ratus ribu para pekerja konveksi yang juga terdampak penghasilan.

Ratusan ribu penyelenggara ad hoc seperti PPK, Panwascam, PPS, PKD, KPPS, dan PTPS, dilengkapi dengan alat tulis, topi, kaos, rompi, tanda pengenal, dan yang lainnya. Untuk belanja keperluan tersebut memang menggunakan uang dari negara.

Tapi berapa ratus bahkan ribu UMKM yang mempekerjakan ratusan ribu pekerja yang dilibatkan dalam pengerjaan pesanan tersebut. Berapa juta jiwa yang turut merasakan buah dari Pilkada yang digelar secara langsung ini?

Kesimpulannya, Pilkada yang digelar secara langsung dipilih oleh rakyat ini memang mahal. Tapi mahal dimaksud bukan dalam konteks pengeluaran dan sifatnya satu arah. Mahal dimaksud mesti dimaknai sebagai transaksi yang juga mendatangkan keuntungan banyak pihak.

Ada pengeluaran pembiayaan dari negara yang sangat besar bagi perhelatan Pilkada secara langsung. Namun itu menjadi pemantik bagi berputarnya roda ekonomi di kalangan masyarakat. Ada begitu banyak pihak yang mendapatkan berkah dari pesta demokrasi ini. Dalam konteks ini Pilkada menjadi “pesta demokrasi” sesungguhnya.

Kontestasi Pilkada tidak akan menyedot biaya besar dari peserta atau pasangan calon Kepala Daerah, bila mereka taat mengikuti regulasi. Dalam hal ini misalnya tidak melakukan praktik politik uang. Praktik inilah yang sejatinya membuat perhelatan pesta demokrasi menjadi mahal. Dan lebih dari itu, membuat Pilkada tidak bermartabat.

Maka, agar penyelenggaraan Pilkada bisa efisien namun tetap demokratis, sebaiknya tetap digelar secara langsung dan dipilih oleh rakyat, dan dilakukan dengan cara jujur, diantaranya tidak melakukan praktik politik uang. Peserta Pilkada berkontestasi lewat gagasan dan program, bukan dengan uang.

Menerapkan sistem pemilihan Kepala Daerah yang dipilih oleh DPRD taruhannya terlalu besar, karena selain sistem ini merupakan buah perjuangan reformasi pada 1998 yang dilakukan hingga berdarah-darah, juga bisa mematikan roda ekonomi masyarakat.

Demokrasi sebenarnya itu adalah dengan cara memilih Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat. Bila pun ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan, sebaiknya hanya pada bagian itu yang diperbaiki. Tidak frontal dengan mengganti sistem pemilihan menjadi dipilih oleh DPRD. Karena itu merupakan langkah mundur dalam demokrasi.

Tangerang, Senin, 16 Desember 2024
_Penulis adalah Ketua Forum Diskusi dan Kajian Liberal Banten Society (Fordiska Libas), Anggota Bawaslu Provinsi Banten 2018-2023, Wasekjend X Pengurus Besar Mathlaul Anwar, Sekretaris Bidang Literasi ICMI Orwil Banten,

Liputanabn.com | LEBAK – Bhabinkamtibmas Polsek Rangkasbitung BRIGPOL Wahyu Triono,sapa warga Kampung Nyungcung.

Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, sekaligus sampaikan pesan Kamtibmas.Sabtu (14/12/2024)

Kapolres Lebak Polda Banten AKBP Suyono.S.I.K, melalui Kapolsek Rangkasbitung IPTU Adi Irawan,.SH.

“Menjelaskan bahwa Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan untuk menjalin hubungan silaturahmi dengan warga masyarakat yang ada di desa binaan.Selain itu kita juga melaksanakan monitoring situasi Kamtibmas di Wilayah Hukum Polsek Rangkasbitung.

“Tentunya kita mengajak kepada warga masyarakat untuk ikut menjaga Kamtibmas di lingkungan sekitar,”ujarnya

Editor : Mastari Bolok

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.